BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 23 Juli 2011

Kepercayaan itu mahaL. . .!!!


.....Ketika kita mendapat kepercayaan dari orang lain, ketika itu juga kita mempunyai kebebasan untuk bertindak terhadap hal yang dipercayakan. Sekali kita tidak dapat dipercaya maka kepercayaan itu tidak bisa dikembalikan seperti semula. Kepercayaan itu mahal harganya. Ketika kita menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada kita, pada saat itu pula kita di hadapannya tidak ada harganya.

.....Ada kalanya berbohong itu dibenarkan, asalkan demi sebuah kebaikan. Dalam praktiknya memang akhirnya kadang sulit dibedakan mana kebohongan yang demi kebaikan, mana kebohongan yang demi kepentingan diri. Prinsip yang harus dipegang adalah jangan mudah berkata bohong.

.....Membangun kepercayaan bukanlah hal yang mudah. Usaha kita adalah menjadikan diri kita layak dipercaya oleh orang lain. Sering kali orang yang pandai berbicara berusaha untuk meyakinkan kata-katanya bahwa ia layak dipercaya. Namun penilaian tetaplah ada di pihak yang memberi kepercayaan. Bukan kata-kata yang dijadikan ukuran seseorang layak dipercaya. Tindakanlah yang membuktikan apakah kita itu layak dipercaya atau tidak.

TETAPLAH MENJADI ORANG YANG LAYAK DI PERCAYA...!

Selasa, 28 Juni 2011

MoMenTuM isRa' mi'RaJ

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS Al-Isra' [17]: 1)


Perjalanan Isra dimulai Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Makah) ke Masjidil Aqsha (Yerusalem), kemudian dilanjutkan dengan Mikraj yang membawanya naik ke langit menuju Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Makah menjelang terbitnya fajar pada malam itu juga.


Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau naik ke langit, lalu dibukakan baginya pintu-pintu langit sehingga mencapai langit yang ketujuh, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara kepadanya dan mewajibkan shalat yang lima waktu kepadanya.

Pertama-tama Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkannya lima puluh kali shalat, namun Nabi kita tidak langsung turun ke bumi, tapi beliau kembali kepadaNya dan minta diringankan, sampai akhirnya hanya lima kali saja tapi pahalanya sama dengan lima puluh kali, karena suatu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Puji dan syukur bagi Allah Ta’ala atas semua nikmatNya.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta’ala. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya. Amma ba’du,



“DUNIA makin menua, namun tetap cantik dan kian mempesona untuk dipandang dan dinikmati…”

Kalimat itu, menurut sebuah riwayat, diucapkan Malaikat Jibril dalam peristiwa Isra Mi’raj. Hal itu dikemukakan ketika menjawab pertanyaan Rasulullah SAW, setelah beliau “diganggu” oleh seorang wanita tua namun tetap menampakkan kejelitaannya. Wanita tua yang menunggang kuda dan berteriak, “Ya Muhammad… Ya Muhammad!”

Kisah itu bisa menjadi “starting point” renungan,
Kisah itu seharusnya mampu menyadarkan,
bahwa sama saja dengan dunia ini......!,makin renta namun kian jelita.

Manusia seakan tidak peduli bahwa dunia ini makin “renta” dan kian dekat pada “kematiannya” (kiamat).

Melalui isra' mi'raj,semoga dapat menjadi muhasabah...!, dan semakin menyadarkan arti pentingnya shalat,ibadah yang mengandung dimensi batin mendalam yang menghubungkan aspek rohaniah manusia dengan Tuhannya.

Manusia dapat menjalin komunikasi langsung dengan Tuhan dalam bentuk pengabdian, penyembahan dari hamba yang lemah tanpa perantara apa pun dan siapa pun. Sejak membaca takbiratul ihram hingga salam, orang yang melaksanakan salat langsung bermunajat kepada Allah.

Segenap puji dipanjatkan ke hadirat-Nya. Berbagai macam doa dimohonkan kepada-Nya, permohonan petunjuk jalan yang lurus, ampunan atas segala kesalahan dan dosa, rahmat dan kasih sayang, sampai keselamatan di dunia dan akhirat, semuanya dilantunkan di hadapan Zat Yang Maha Kuasa.

Seluruh aktivitas tersebut dilakukan sungguh-sungguh, khusuk, dan dihayati dengan segenap keimanan yang memupuk hati nurani manusia untuk selalu ingat kepada Tuhan-Nya dan sekaligus memiliki kekuatan jiwa dalam menangkal segala macam godaan hawa nafsu yang dapat menarik manusia untuk berbuat keburukan, menanamkan benih kebencian kepada-Nya, yang akhirnya akan menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan.

Sabtu, 25 Juni 2011

Raker BEM UNIPDU in MemorieZ

bEda TiPis CinTa & bEnCi

“Cintailah apa yang kamu cintai sekedarnya saja, boleh jadi apa yang kamu cintai itu menjadi sesuatu yang paling kamu benci pada suatu hari nanti. Bencilah Sesuatu yang yang kamu benci sekedarnya saja, boleh jadi ia akan menjadi sesuatu yang paling kamu sukai pada suatu hari nanti.”(HR. Tirmidzi)

YAA MUQOLLIBAL QULUUB...TSABBIT QOLBI 'ALA DIINIKA

"Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya. "(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)

AL-HUBBU FILLAH, AL-BUGHDU FILLAH

Selasa, 26 April 2011

:::Perjuangan menuju Deadline Tugas Akhir:::

Sebagian dari Anda mungkin berpendapat bahwa berada dalam tekanan (underpressure) sungguh tidak menyenangkan.
Menggelisahkan.....
Aktivitas yang semestinya berlangsung dengan baik – bila dilakukan pada kondisi normal – justru jauh dari perkiraan.

Pada masa-masa pengerjaan tugas akhir, mahasiswa terkadang dininabobokkan oleh waktu yang masih panjang beserta jadwal yang tidak terlalu padat. Lambat laun waktu berjalan, hingga tak sadar waktu yang disediakan segera berakhir. Mendekati deadline, seringkali rasio dan hati tak dapat bekerja optimal. Suatu aktivitas yang biasanya bisa dikerjakan dengan baik (bahkan nyaris sempurna) dalam waktu singkat ternyata baru bisa dinyatakan selesai setelah memakan waktu relatif lebih lama, pun dengan kualitas standar: sekedar menggugurkan kewajiban. Namun, dibalik arus utama yang menyatakan demikian, pada kondisi menjelang deadline justru hal luar biasa terjadi. Hal luar biasa? Ya, dengan percaya diri saya bisa mengatakan demikian.

Dalam keadaan tertekan (salah satunya dialami ketika menghadapi deadline), manusia secara tidak sadar mengeluarkan insting-naluri alamiahnya. Naluri untuk mempertahankan hidup (hal samai juga terjadi pada binatang) muncul dan mendominasi. Dalam konteks ini, niat untuk bertahan dan menyelesaikan pekerjaan apapun meningkat ke level tertinggi. Inner power – kekuatan internal dalam diri dengan kualitas/kuantitas maksimal, kekuatan yang biasanya tidak terlihat pada kondisi normal, akan muncul dengan sendirinya dan bisa jadi membuat yang bersangkutan takjub. Pada akhirnya lahir sebuah pernyataan dalam diri: ternyata saya bisa juga seperti ini, ya?

Nah, dibalik fenomena deadline ini, sebuah pertanyaan sederhana muncul dan menggelitik batin saya, apakah fenomena deadline ini merupakan anugerah atau (justru) musibah? Dan apakah kemampuan-performa terbaik hanya bisa muncul ketika berhadapan dengan deadline?

Well, apapun yang terjadi, the show must go on.

Masih ada kesempatan untuk............................

Berusaha Jadi yang TERBAIK. . .

Sabtu, 09 April 2011

::Mencoba menjadi abu2 diantara Idealis vs Realistis...?::

Suatu hal yang kita pikirkan seharusnya bisa ideal terkadang atau bahkan selalu akan terbentur dengan realitas yang kejam. Sehebat apapun kita memikirkan sebuah konsep yang ideal dan juga teknis yang jumawa untuk mewujudkannya tidak menjamin bahwa kondisi ideal akan tercapai. Akan banyak sekali faktor yang turut menentukan realitas yang terjadi.

. . .ketika masih kuliah bertindaklah seidealisme mungkin, ketika lulus nanti bertindaklah serealistis mungkin. . .

Hal ini membuat saya bertanya-tanya. buat apa kita memikirkan hal yang ideal toh pada akhirnya hal tersebut harus kalah oleh realita yang kejam. Pada akhirnya orang-orang yang menjaga idealisme lah yang nantinya akan terpinggirkan dan tergerus oleh realitas dan akhirnya mereka akan mengikuti kemauan umum. Buat apa kita memikirkan hal ideal toh pada akhirnya hal tersebut hanya menjadi angan-angan belaka tanpa mampu dipraksiskan menjadi realita.

Apabila hal yang ideal itu mustahil untuk dicapai buat apa kita susah payah memperjuangkannya. Pada akhirnya justru orang-orang yang menyuarakan kesempurnaan idealisme yang termarjinalkan, dianggap “ngga realistis” dan orang-orang mungkin memngganggap dia sebagai pahlawan nanmun tidak tergerak untuk melakukan hal yang sama dan hanya “memuja” tindakannya bak berhala yang dijadikan tumpuan harapan untuk melakukan perubahan bagi lingkungannya yang notabenenya lingkungan orang-orang realistis juga.

Kita perlu untuk mengetahui, menyadari dan memperjuangkan idealisme. Karena idealisme tersebutlah yang akan mendefinisikan kita. Yang menentukan kebenaran yang kita pegang yang kita jadikan dasar untuk mempraksiskannya menjadi realitas namun kita tidak harus menjadi orang yang tidak realistis selalu memaksakan idealisme kita. Karena pada praksisnya kita tidak bisa memaksakan idelaisme kita. kita hanya dapat berusaha dan terus berusaha untuk mewujudkan apa yang kita anggap benar namun ketika kita terbentur dengan realitas yang ada kita harus mampu menjadikannya sebuah permbelajaran dan tetap mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Itulah mengapa kita perlu memiliki idealisme, Kita perlu idealisme dalam diri kita untuk menginterpretasi realitas dalam lingkup benar dan salah baik dan buruk.

Idealisme lah cermin terakhir dalam jiwa kita tentang benar dan salah. dan itu menjadi penting sekalipun nantinya kita akan terbawa arus realitas yang kejam.

Di dunia ini tidak hanya ada benar dan salah, hitam dan putih. Ada area abu-abu disana dan kebanyakan daripada kita berkecimpung didalamnya. Jadikan hati kita menjadi filter yang mampu melihat mana hitam dan mana yang putih dari abu-abu tersebut.

Selasa, 22 Maret 2011

::Love u Lumajang_kuuuuu. . .::





tlepuk beach






ranu bedali lumajang




hutan bambu lumajang






water park lumajang

















Agro wisata Bunga















Masyarakat Kabupaten Lumajang selayaknya tiada henti bersyukur kepada Allah SWT atas anugerah terbesar berupa Gunung Semeru yang menjadi icon Lumajang. Gunung Berapi tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 dpl itu menyimpan energi dan potensi yang sungguh Luarbiasa. Material Vulkanik Gunung Semeru berupa pasir besi yang jumlahnya berjuta-juta kubik nyaris tiada pernah habis ditambang. Pasir Khas Lumajang ini diyakini merupakan pasir terbaik yang digunakan untuk material bangunan-bangunan perkotaan diantaranya gedung bertingkat dan jalan tol. Material Vulkanik Gunung Semeru berupa pasir besi dan batu kali tidak hanya menghidupi para penambang pasir dan pemecah batu melainkan juga merupakan pendapatan asli daerah yang seyogyanya bisa dinikmati oleh keseluruhan masyarakat Lumajang dalam wujud pembangunan yang berpihak bagi sebesar-besarnya kepentingan masyarakat.





Bangunannya khas seperti di Bali. Suasananya juga khas seperti di Bali. Bahkan lokasinya juga khas seperti di Bali. Namun, ini bukan Bali melainkan Senduro, Lumajang yang memiliki pura tertua di Nusantara dan dijadikan pusat keagamaan umat Hindu seluruh nusantara.





pemandian alam selokambang




















buah khas lumajang

















pantaibambang




ranu klakah

SUPER BIDAN

::...Ya aLLah...boLehkah aku berkata "Aku LeLah???"...::



Hari ini aku begitu terpuruk,dalam diam. Menahan semua rasa dan emosi. Menahan serta mencoba bertahan dengan semua beban yang menghimpit. Entah mengapa, hari ini tak seperti biasanya. Seperti bukan diriku yang selama ini kukenal. Aku merasa diri ini begitu berkecil hati, seaakan diri ini memulai aksi unjuk rasanya, menentang semua rutinitas yang selama ini kulakukan. Semua rutinitas yang selama ini aku bangun dengan keoptimisan. Meski tak memungkiri terkadang hati ini mendengus kesal, mencibir dan mengumpat betapa menyedihkannya hidup ini.

inikah titik lemahku?Inikah titik terendahku?Titik di mana aku mulai mengenal sebuah kata pesimis?

Ya Allah, bantu aku... Sungguh aku tak mau mengenal kata itu. Aku ingin terus bertahan! Aku ingin tetap berjuang di jalan ini!

Ya Allah,, Aku Lelah !

terasa tidak mudah perjalanan yang aku tapaki..

perjalanan untuk menuju mimpiku dan untuk membahagiakan orang tuaku..

perjalananku menuntut ilmu agar dapat berguna bagi sesama...

Berat terasa ketika kaki ini melangkah, banyak kerikil-kerikil terhampar di setiap perjalanan..

badai pun terkadang datang menerpa..

membuat hati ini goyah.. ingin berhenti dan MENYERAH...

Ya Allah,, Aku Lelah !

aku lelah dengan semua yang ada di duniamu ini..

“Ya Allah! aku hanya hambaMu yang kerdil lagi hina. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali mengharap hanya kepadaMu. Jika aku menangis, bukan kerana aku tidak redha dengan takdir dan ketentuanMu, bukan kerana aku terluka dengan ujianMu, bukan juga kerana aku berkecil hati denganMu. Sedang aku hanya seorang hambaMu yang lemah. Yang tidak punya apapun selain tangisan dan air mata, yang menemani setiap duka dan sakitku. Ku persembahkan air mata ini kerana cintaku kepadaMu ya Allah!"

"Ya Allah! Tangis ini adalah pengubat dukaku. Air mata ini adalah teman yang paling memahami akan diriku. Aku hanyalah seorang hamba yang lelah dalam perjalananku ini. Aku sangat penat ya Allah, penat memujuk hatiku. Penat untuk menangisi segalanya daripadaMu. Ampunkanlah aku ya Allah jika aku tidak beradab denganMu. Jika aku ini hambaMu yang tidak tahu berbudi dan tidak pandai bersyukur padaMu."

"Ya Allah, jadikanlah kesusahan dan ujian ini sebagai tarbiyah untuk aku lebih akrab denganMu, lebih mengharap padaMu dan lebih memerlukanMu pada segenap waktu dan ketika. Janganlah derita dan kesakitan ini membuatkan aku jauh daripadaMu."

"Aku redha ya Allah dengan tadirMu ini. Aku terima dugaan ini dengan sepenuh jiwa dan ragaku! Aku tidak pernah bersangka buruk padaMu, apatah lagi merungut-rungut akan jalan yang Kau bentangkan untukku. Jika di dunia ini terlalu banyak tangisan untukku, andai di dunia ini begitu banyak derita buatku, andai di dunia ini tiada bahagian untukku, Kau gantilah segalanya itu dengan keindahan syurgaMu di sana."

Ya Allah, biarlah hati ini yang menatanya, biarlah mulut ini terkunci untuk mengatakan sebuah kritik dan gerutu yang hanya berharap semua kan menjadi lebih mudah tanpa ada aksi yang nyata.

Biarlah mulut ini tetap terkunci agar ia tak menyalahkan keadaan, agar ia tetap menatap jauh bahwa ia pasti mampu menghadapinya.

Biarlah hanya telinga ini yang mendengar, kala semua orang mulai menggerutukan nasib dan hidupnya. Kala semua mulai menyalahkan takdir yang telah Engkau gariskan.

Biarlah hanya telinga ini yang bekerja, mendengar lalu beristigfar...

Membalas semua gerutu mereka dengan senyum keoptimisan, sebuah senyum penyemangat bahwa Engkau sungguh Maha Bijaksana telah menempatkan pada posisi yang sulit...

Hingga pada akhirnya nanti aku kan tumbuh menjadi seseorang yang lebih baik lagi, lebih bermanfaat dan lebih tangguh dari aku hari ini...

Jumat, 18 Maret 2011

::..Jika Belum Siap, Cintai Ia Dalam Diam..::


Jika kamu belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam … karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya … dengan begitu kau telah memuliakan dia, karena kamu tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang dan tak mau merusak kesucian serta penjagaan hatinya..

dengan diammu…

itu dapat memuliakan kesucian diri dan hatimu juga.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..

dengan diammu….

itu dapat menunjukkan bukti kesetiaanmu padanya .. karena mungkin saja orang yang kau cintai adalah juga orang yang telah Allah SWT pilihkan untukmu …

ingatkah kalian tentang kisah Fatimah ra dan Ali ra ????? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan … tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah dalam sebuah pernikahan ….

Kawan…..

dalam diammu tersimpan sebuah kekuatan … kekuatan sebuah harapan … hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi kenyataan… hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata dan bukan angan semata… bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya?????

Kawan…

jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata…. biarkan ia tetap dalam diam … jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang lebih tepat untuk mengarungi hidup bersama… biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri biarkan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hati…

karena yakinlah…. Allah kan memberikan ganti yang lebih baik lagi atau mewujudkan mimpimu di kemudian hari.. bersabarlah dalam diammu… karena tulang rusuk takkan tertukar apalagi nyasar…

Rabu, 23 Februari 2011

Suka Duka Menjadi Bidan

Menjadi seorang bidan adalah profesi yang mulia, Jangan jadikan uang sebagai tujuan utama...

Kadangkala banyak orang menyangka bahwa menjadi seorang bidan itu menyenangkan. Mudah mendapatkan uang tanpa harus bekerja terlalu keras. Dengan membuka tempat praktik sendiri, maka uang tidak lagi harus dikejar tapi uang itu sendiri yang menghampiri. Banyak pula para orang tua yang menyarankan anaknya untuk melanjutkan kuliahnya di kebidanan dengan tujuan agar tidak sulit jika nantinya lulus untuk mendapatkan uang. Anggapan-anggapan itu tidaklah salah, namun tidak pula sepenuhnya benar. Prinsip itu tidaklah menjadi dasar atas pilihan semua orang untuk menjadi seorang bidan.


Bu haji, itulah panggilan akrab sosok bidan yang kini tinggal di sebuah kampung pinggiran Ibukota Jakarta, Jakarta Utara tepatnya. Ia tak pernah menjadikan uang sebagai motivasi utamanya untuk menjadi seorang bidan. Tapi, entah keinginan kuat darimana yang justru datang mendorongnya untuk jauh-jauh merantau dari tempat kelahirannya di Padang Panjang, Sumatra Barat untuk memenuhi keinginannya menjadi seorang bidan. Perjalanan menjadi bidan pun tak semudah yang dibayangkan, selain faktor ekonomi yang menghambat. Sekolah kebidanan tidaklah menjamur seperti sekarang. Maka, ibu 4 anak ini memulai pendidikannya dengan masuk sekolah perawat. SPR ( Sekolah Pengatur Rawat ) Gatot Subroto menjadi pijakan pertamanya dalam mengenyam pendidikan di Jakarta. Tinggal di asrama para tentara, hidup dengan penuh kedisiplinan waktu serta aturan yang ketat, menjadi syarat sekolah di sana pun dilalui oleh Bu Indrawita, nama lengkapnya. Kini, setelah melengkapi titelnya dengan Am.keb. Beliau senantiasa berusaha untuk menjadi seorang bidan yang lebih profesional. Menghindari tindakan-tindakan malpraktik serta yang melanggar hukum baik hukum negara maupun hukum agama. Tak sedikit pula, pasien yang meminta untuk melakukan aborsi tapi beliau tidak mau melakukannya. Menurut beliau, tanggung jawabnya tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, selain bergabung dengan IBI ( Ikatan Bidan Indonesia ), beliau pun sudah menjadi Bidan Delima, komunitas bidan yang sudah dibilang profesional. Menurutnya, ikut bergabung dalam organisasi seperti itu memberikan banyak manfaat, bisa saling berbagi pengalaman serta bertukar pikiran atas masalah yang dihadapi mengenai pasiennya. Seiring dengan bertambahnya umur, bidan meskipun seorang pakar kesehatan tapi tetaplah manusia yang bisa dan rentan dengan penyakit yang menghadang. Osteoporosis, penyakit itu menyerang bidan yang terkenal tegas ini, selain Osteoporosis, batu ginjal pun menyerangnya. Namun, penyakit-penyakit itu tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap melaksanakan kewajiban dan tugasnya. 24 jam waktu yang beliau berikan untuk melayani pasien melahirkan yang datang. Bahkan, terkadang di saat beliau sudah bersiap-siap untuk bertamasya bersama keluarga, dan tiba-tiba pasien datang ingin melahirkan maka beliau pun harus merelakan batalnya rencana tamasya. “ Itulah resikonya jadi bidan. “ Ucap Ibu yang suka merawat tanaman ini. Kesibukan beliau pada pekerjaan seringkali mengurangi waktunya bersama keluarga, tapi itu tidak membuat beliau lupa akan tugas utamanya menjadi seorang ibu rumah tangga. “ Kalau ada waktu, saya suka masak buat anak-anak dan suami. Kadang bosen juga sama masakan pembantu.” Ujar bidan yang suka juga menjadi ustadzah pada pengajian Ibu-ibu di daerahnya. Banyak yang bilang orang Padang itu “ pandai berdagang “. Mungkin, ungkapan itu ada benarnya. Jika datang kerumah bidan ini, selain tempat praktik, disitu pula ada sebuah toko yang menjual peralatan bayi, mainan anak-anak, baju-baju anak bahkan buku bacaan pun ada. Menurutnya, banyak pasien yang lebih suka belanja ditokonya, karena tidak ribet, tidak terlalu ramai dan lebih enjoy dalam memilih. Menghargai waktu, merupakan prinsip Ibu yang tak bisa diam ini. Untuk itu, beliau tak pernah membiarkan waktunya terbuang sia-sia. Beliau pun selalu menyempatkan waktunya untuk membaca buku, terutama buku-buku kerohanian. “ Ilmu saya masih sedikit, jadi kalau gak lebih banyak baca nanti gak nambah-nambah dong. Apalagi otak saya bukan otak orang pintar, butuh banyak baca ! ” Jelasnya. Prinsip yang simple jika dilakukan dengan konsisten maka akan membuahkan kesuksesan juga. Mungkin, kita bisa lebih berkaca pada Ibu yang telah menginjak usia ke-48 ini. Appreciate your time !

Pengabdian seorang BIDAN

Pada zaman sekarang, seberapa banyak orang yang masih mempunyai totalitas semangat pengabdian pada masyarakat atau lingkungan sekitarnya, tanpa pamrih dan batas, bahkan rela menyisihkan seluruh waktu, pikiran, biaya bahkan hidupnya demi orang lain?


1. Bidan Ros rosita.
Yang pertama adalah bidan Ros Rosita. Bidan asal Kabupaten Lebak, Banten ini, telah mengabdikan hidupnya selama lebih dari 10 tahun, untuk melayani kesehatan orang-orang suku Baduy. Bidan Ros, panggilan akrab wanita ini, rela melakukan perjalanan hingga 6 jam dengan jalan kaki, demi mengunjungi para pasiennya di pedalaman hutan Kanekes, Leuwidamar, Lebak, Banten. Sejak tahun 1997, Bidan Ros memerlukan waktu 2 tahun agar berbagai metode dan peralatan medis modernnya, seperti obat-obatan, jarum suntik, hingga konsep imunisasi diterima oleh suku Baduy, yang terkenal sangat anti segala hal yang berbau modern.

Namun berkat ketekunan dan semangat pengabdiannya, tradisi itu mampu dipatahkannya dan dia menjadi satu-satunya “dukun modern” yang diterima di kalangan suku Baduy Dalam. Kini, bidan Ros masih setia menjalani pelayananan kesehatan dengan waktu praktik 24 jam non stop dan bayaran seadanya.

“Ya dulu dari awal sih, saya sudah siap dengan rezeki saya dari mereka, seperti untuk melahirkan hanya sepuluh ribu rupiah. Alhamdulillah sekarang sudah naik sedikit menjadi dua puluh ribu rupiah” tutur bidan Ros, yang masih memiliki cita-cita mendirikan rumah bersalin di kawasan Baduy, dengan mantap.

2. Bidan Siti Aminah
Selanjutnya adalah seorang bidan juga, yang juga memiliki panggilan hati untuk bisa melayani kesehatan orang lain tanpa pamrih apapun. Bidan Siti Aminah, mengaku sejak kecil saat ikut pramuka, setiap melihat orang-orang sekitarnya menderita penyakit, berketetapan untuk bisa mengobati mereka.

“ Aku waktu kecil ikut pramuka, lihat orang-orang pada korengan, kudisan, hidung meler, atau luka-luka, selalu merasa trenyuh sendiri. Ya udah, aku janji ke diriku sendiri, nanti kalau sudah dewasa jadi orang yang akan melayani dan mengobati mereka, ndak dibayar juga ndak apa-apa” ungkap Bidan asal Mojokerto Jawa Timur ini. Janji itu digenapi oleh Bidan Aminah, dengan mengambil jurusan Kesehatan Masyarakat saat kuliah.

Setelah lulus, ikatan dinas ke hampir seluruh penjuru Indonesia, dilakukannya dengan sepenuh hati. Melayani pasien di daerah-daerah kawasan miskin dan terpencil, yang kadang tak mampu membayar, dijalaninya dengan tulus dan senang hati.

“Waktu di daerah, pasien-pasienku kan orang-orang kalangan bawah, jadi ya bayarnya seadanya mereka. Lagi musim durian atau rambutan, ya seluruh rumah pasti bakal penuh dengan durian dan rambutan, atau kalo lagi jalan di pasar, tas pasti bakal penuh dengan sayuran, ikan dan barang-barang jualan lainnya dari mereka. Sampai adikku bercanda, ya udah kalau lewat situ, bawa tas yang buesar aja ” kekeh Bidan Aminah mengenang masa tugasnya di luar Pulau Jawa.

3. Bidan Aminah
Bidan Aminah memilih Cilincing, kecamatan kumuh di kawasan Jakarta Utara dan kampung nelayan di kawasan Bekasi, sebagai tempat pengabdiannya. Berbagai tantangan dan peristiwa yang berkaitan dengan keterbatasan ekonomi pasiennya dan minimnya pelayanan kesehatan dari pemerintah setempat, juga terjadi di sini.

Misal pemeriksaan kesehatan dan pengobatan tanpa bayaran, hingga mengeluarkan biaya dari kantong pribadi demi membayar obat-obatan pasiennya. Bahkan, bidan Aminah rela mengubah mobil pribadinya sebagai mobil ambulans, dan disetirinya sendiri setiap hari demi mengunjungi dan mengangkut pasien-pasiennya.

Kepedulian yang tinggi pada lingkungan sekitarnya, kini bertambah pada pendidikan anak-anak warga miskin. Untuk itu, bidan Aminah telah mendirikan sekolah TK gratis bagi anak-anak di sekitar tempat praktiknya.

4. Gisela Borowka (bukan bidan)
Dia adalah seorang perempuan mantan warga negara Jerman yang memenuhi panggilan hati untuk mengabdi lintas negara. Gisela Borowka, atau lebih dikenal sebagai Mama Barat atau Mama Putih di kawasan Nusa Tenggara Timur, memutuskan untuk menghabiskan hidupnya di negara yang sebelumnya sama sekali asing baginya.

Pengabdiannya di Indonesia dimulai saat usia 29 tahun, pada 26 Agustus 1963, Gisela memilih kawasan Lembata di Flores Timur, yang penuh dengan para penghuni kusta atau lepra. Kawasan penampungan bagi orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat karena penyakitnya itu, menarik minatnya sebagai lahan pengabdian.

Hingga sekitar tahun 1980, Gisela mengabdikan diri dengan tulus mendampingi dan merawat para penderita kusta di Lembata. Bahkan pada 1968, sebuah rumah sakit didirikannya untuk pengobatan menyeluruh para penderita kusta. Setelah berhasil mengurangi jumlah penderita kusta di Lembata secara signifikan, Gisela memilih pulau Alor untuk tempat pengabdian selanjutnya.

Kini 45 tahun berselang, Gisela yang resmi menjadi WNI sejak 20 September 1996 ini, masih terus menjalankan rumah sakit, mengajarkan pola hidup sehat, pendidikan non formal untuk bekal para bekas penderita kusta dan mendirikan panti asuhan bagi anak-anak terlantar dan dari keluarga miskin di pulau Alor. Gisela sudah berketetapan, menjalani sisa hidupnya dengan terus merawat penduduk Alor hingga akhir hidupnya.

Minggu, 20 Februari 2011

. . .Yang Tau Hanya اللَّه

اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Allaahumma Laa Khaira Illaa Khairuka, wa Laa Thaira Illaa Thairuka, wa Laa Ilaaha Ghairuka





“Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang berasal dari-Mu dan tidak ada kesialan kecuali kesialan yang berasal dari-Mu (yang telah Engkau tetapkan), dan tidak ada tuhan selain Engkau.” (Hadits shahih, riwayat Ahmad)


Di balik malam yang memancarkan gelapnya, aku jadi sadar bahwa masih ada bulan dan bintang yang tulus menerangi dan akan ada pagi yang di sambut indahnya matahari. . .

Ada hikmah di balik setiap ujian. . .
Ada pendewasaan di balik permasalahan. . .
Ada balasan bagi sekecil perbuatan. . .
Ada teguran untuk suatu kesalahan. . .

Dan,ada kekhilafan di balik ketiksengajaan. . .
Ketulusan orang-orang terdekat semakin terlihat saat diri dalam keterpurukan. . .

Trimakasih kalian selalu "ADA". . .
Walau keadilan tak mungkin teraih,
Ku harap...
semoga Allah membuka pintu kebenarannya suatu saat nanti. . .

SEBUAH RENUNGAN TENTANG PROFESIONALISME BIDAN





Profesionalisme berarti memiliki sifat professional/ ahli. Secara populer seorang pekerja apapun sering dikatakan professional. Seorang professional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja yang trampil atau cakap dalam kerjanya biarpun ketrampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Benarkah seseorang yang bekerja dengan trampil dalam jenis pekerjaan apapun dapat dikatakan sebagai pekerja yang profesional..?, bagaimana dengan pekerjaan dibidang kebidanan...? satu demi satu akan kita bahas dalam uraian berikut ini.

A. PROFESIONAL.

C.V.Good.(dalam makalah Harni Kusno) menjelaskan bahwa pekerjaan yang berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu yaitu: memerlukan persiapan dan pendidikan kusus bagi calon pelakunya, memerlukan pemenuhan persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang ( Pemerintah, organisasi profesi ) serta jabatan professinal tersebut mendapat pengakuan dan Pemerintah dan masyarakat.

Demikian pula pendapat Scum.E.H.(dalam makalah Ma’arif Husen) menyebutkan bahwa karakteristik professional adalah :

1. Berbeda dengan amatir, terikat pekerjaan seumur hidup yang merupakan sumber penghasilan utama.

2. Mempunyai pilihan kuat untuk pemilihan karir profesinya dan mempunyai komitmen seumur hidup yang mantap terhadap karirnya.

3. Mempunyai kelompok ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus melalui pendidikan dan pelatihan yang lama.

4. Mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan prinsip-prinsip dan teori.

5. Berorientasi pada pelayanan yang menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien.

6. Pelayanan yang diberikan pada klien berdasarkan kebutuhan klien.

7. Mempunyai otonomi dalam mempertahankan tindakan.

8. Membuat perkumplan untuk profesi.

9. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan mereka dianggap khusus.

10.Dalam memberikan pelayanan tidak bolih advertensi dalam mencari Klien.

Dari uraian diatas, pekerjaan dibidang kebidanan adalah jabatan professional, karena :

1. Disiapkan melalui pendidikan agar lulusannya dapat mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

2. Dalam menjalankan tugasnya bidan mempunyai kode etik dan etika kebidanan.

3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.

4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.

5. Memiliki organisasi profesi.

6. Memiliki karakteristik khusus, dikenal dan dibutuhkan masyarakat.

7. Menjadikan pekerjaan bidan sebagai sumber utama kehidupan.

B. BIDAN.

Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional. Pengertian bidan dan bidang praktrknya telah diakui oleh International Confederation Midwives ( ICM ) dan International Federation of Gynaecologust dan Obstetrion ( FIGO ) serta World Health Organitation ( WHO ).

Secara lengkap pengertian bidan adalah sebagai berikut :

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan yang diakui oleh negara serta memperolih kualifikasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktek kebidanan dinegeri itu. Bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita pada masa hamil, persalinan, pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.

Asuhan yang dimaksud termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi serta mengupanyakan bantuan medis, melakukan tindakan pertolongan gawatdarurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pedidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita hamil, bersalin dan pasca pesalinan saja tetapi juga untuk keluarga dan komunitasnya. Pendidikan yang dimaksud mencakup pendidikan untuk kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, persiapan menjadi orang tua, keluarga berencana, kesehatan bayi dan anak.

Bidan bisa praktek di Rumah Sakit, Klinik, Unit kesehatan, Rumah- rumah perawatan dan fasilitas kesehatan lainnya.

( Definisi bidan di Indonesia dibatasi bahwa bidan adalah seorang perempuan ).

C. UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI BIDAN YANG PROFESSONAL.

Bidan yang professional merupakan idaman bagi seluruh perempuan yang sudah terlanjur menjadi bidan.

Berbagai upaya dapat dilakukan, antara lain dengan cara ;

1. Memperkuat organisasi profesi.

Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi sesuai dengan :

- Pedoman Organisasi.

- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

- Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).

2. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.

Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal.

Secara formal, rencana pendidikan bidan Harni Kusno dlm makalah Profesionalme Bidan menyongsong Era Global, sebagai berikut :

- Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).

- Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan S3 Kebidanan ).

Secara non formal, dapat dengan cara :

- Pelatihan- pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS,

APN, APK, dll ).

- Seminar – seminar, lokakarya dll.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan.

Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :

- Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir.

- Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan klinik dan non klinik, serta penerapan model sebagai contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik/ SPMKK.

- Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan.

4. Peningkatan Kualitas Personal Bidan.

Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional, kompetensi personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.

- Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan untuk berprakarsa dan bersaing secara sehat.

- Beretika dan solidaristik.

Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya akan selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.

C. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI.

Seiring dengan bertambahnya kebutuhan tenaga bidan yang dirasakan oleh Pemerintah dan Masyarakat, seiring dengan betambahnya jumlah bidan, serta kepercayaan Pemerintah dan Masyarakat terhadap bidan dalam upaya- upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu - Bayi ( AKI – AKB ) dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , sangat diperlukan bidan- bidan yang professional.

Permasalahan inilah yang menjadi bahan renungan dan pertanyaan untuk diri setiap bidan, sudahkah kita ikut berproses dalam upaya untuk mencapai sebutan bidan yang professional?

D. RANGKUMAN.

Bidan yang professional adalah bidan yang kompeten, ahli dalam bidangnya, dinamis, kreatif – inovatif , beretika dan mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Merupakan proses perjuangan yang harus terus menerus dihidupkan bagi setiap diri bidan bersama organisasi profesinya untuk dapat mencapai sebutan bidan yang profissional .



DAFTAR BACAAN

Harni , Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, Mutu Pelayanan Bidan Praktek Swasta / BPS dalam Mengantisipasi Era Globalisasi, 2000.

Harni, Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, Professionalisme Bidan Menyongsong Era Global, 2005.

Sabtu, 19 Februari 2011

= Pertolongan-Mu =




Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal, terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai. Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.

Dia sedih dan marah. “Ya Allah, teganya Engkau melakukan ini padaku?” dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

“Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?” tanya pria itu kepada penyelamatnya.
“Kami melihat tanda asapmu”, jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Allah bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan.

Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu “tanda asap” bagi kuasa Allah,Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Allah pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata, “Itu tidak mungkin.”
Allah berkata, “Tidak ada hal yang tidak mungkin.”

Kamu berkata, “aku terlalu capai.”
Allah berkata, “Aku akan memberikan kelegaan padamu.”

Kamu berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.”
Allah berkata, “Aku mencintaimu.”

Kamu berkata, “Aku tidak bisa meneruskan.”
Allah berkata, “Kasih karuniaKu cukup.”

Kamu berkata, “Aku tidak mengerti.”
Allah berkata, “Aku akan menuntun langkah-langkahmu.”

Kamu berkata, “Aku tidak bisa melakukannya.”
Allah berkata, “Kamu bisa melakukan semuanya.”

Kamu berkata, “Ini tidak berharga.”
Allah berkata, “Itu akan berharga.”

Kamu berkata, “Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.”
Allah berkata, “Aku memaafkanmu.”

Kamu berkata, “Aku tidak bisa mengatasi.”
Allah berkata, “Aku akan menyediakan kebutuhanmu.”

Kamu berkata, “Aku takut.”
Allah berkata, “Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan.”

Kamu berkata, “Aku selalu kuatir dan frustasi.”
Allah berkata, “Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku.”

Kamu berkata, “Aku tidak mempunyai iman yang kuat.”
Allah berkata, “Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya.”

Kamu berkata, “Aku tidak pandai.”
Allah berkata, “Aku memberikan padamu hikmat.”

Kamu berkata, “Aku merasa aku sendirian.”
Allah berkata, “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu.

Subhanallah..

by:Setitis Airmata Keinsyafan

Kamis, 10 Februari 2011

TUGAS D3 KEBIDANAN

1. ANDA BERPERAN SEBAGAI EVALUATOR EXTERNAL ; GUNAKAN ANALISA SWOT UNTUK MEMBERIKAN MASUKAN /SOLUSI BAGI BPS OBYEK.
2.DARI ANALISA YANG ANDA LAKUKAN BERAPAKAH MENURUT ANDA NILAI YANG PANTAS ANDA DAPATKAN DARI MATAKULIAH/TUGAS INI ?

CATATAN : MAX 4 HAL, DIKUMPULKAN PALING LAMBAT 2 PEKAN SETELAH JADWAL UJIAN.

S.W.O.T



ANALISA SWOT
Dalam pelayanan kebidanan di butuhkan sebuah penelitian mutu pelayanan untuk meningkatkan kinerja pada bidan dalam memberikan kepuasan kepada klien.
SWOT merupakan salah satu cara untuk menganalisa mutu dari pelayanan kebidanan. seperti contoh berikut ini akan diterapkan analisa SWOT pada salah satu bidan desa di daerah cukir

S (STRENGTH)

* Bidan mampu memenuhi standar kompetensi asuhan kebidanan
* Berpengetahuan dan berwawasan luas terhadap perkembangan ilmu ilmu kesehatan
* Cekatan, tanggap, serta teliti dalam memberikan pelayanan
* Mempunyai sosialisme yang tinggi terhadap pasien serta lingkungan sekitar
* Mempunyai komunikasi yang baik dengan pasien
* Menerapkan asuham sayang ibu pada setiap asuhan kebidanan terutama persalinan
* Selalu menerapkan prinsip PI (Pencegahan Infeksi) dalam setiap tindakan

* bidan mempunyai mobil yang sewaktu waktu bila ada pasien yang perlu dirujuk bisa dipergunakan tanpa ada biaya tambahan

* Tempat strategis dalam artian berada di tengah tengah desa dengan akses jalan yang baik
* Tempat pelayanan bersih dan penataan ruangannya rapi
* Alat alat untuk melakukan pelayanan kesehatan lengkap
* terdapat kamar mandi khusus pasien
* tempat parkir luas


W (WEAKNESS)

* Tempat pelayanan kurang nyaman karena atapnya terbuat dari asbes yang membuat ruangan menjadi sangat panas, dan pasien sering mengeluh karena tidak betah dengan panasnya
* Biaya pengobatan sedikit lebih mahal


O (OPPORTUNITY)

* Wilayah kerja bidan sangta luas. Terdiri dari 5 dusun. Jumlah ibu hamil, ibu menyusui, balita, WUS serta PUS pun yang sangat membutuhkan asuhan kebidanan serta pelayanan kesehatan pun sangat banyak, sedangkan jarak desa dengan tempat pelayanan kesehatan yang lain seperti puskesmas cukup jauh, sehingga peluang bidan untuk membuka praktek dan diterima di masyarakat sangat besar.


T (TREATH)

* Terdapat bidan praktek swasta baru yang bertempat tinggal dan membuka praktek di salah satu dusun

Minggu, 06 Februari 2011

Menyapih Anak Ala Islam



Anak, adalah amanah yang diberikan Sang Pencipta,
Anak, adalah titipan dan setiap titipan itu hanya sementara,
Anak, adalah anak panah, maka bidiklah ia pada tujuan yang tepat

(Kahlil Gibran)
Banyak orang yang mengira setelah anak mencapai usia tepat dua tahun, maka ia wajib disapih. Bagaimana pun caranya akan dilakukan ibu agar anaknya berhenti menyusu pada usia itu, mulai dari mengolesi puting dengan sesuatu yang tidak disukai anak seperti jamu, saos, lipstik, bahkan sampai membiarkannya menangis berjam-jam. Hal ini tidak lepas dari keinginan para ibu (dalam hal ini yang muslimah) untuk menjalankan perintah Allah yang disebutkan dalam Al Qurán agar ibu menyusui anaknya dengan sempurna yaitu selama dua tahun. Maka mereka mengira wajib bagi setiap ibu untuk menghentikan menyusui anaknya yang telah mencapai dua tahun seketika itu juga, bagaimanapun caranya. Benarkah demikian? Apa yang dimaksud para ulama bahwa tidak ada penyusuan setelah dua tahun? Mari kita simak dalil-dalil dalam Al Qurán dan As-Sunnah seputar penyusuan yang sempurna dan penyapihan.

Islam Mengajarkan untuk Menyayangi Anak-anak

Tidak diragukan lagi bahwa Islam sangat memperhatikan anak-anak. Itu ditunjukkan dari perilaku Nabi Muhammad -shallallahuálayhi wa sallam- yang sangat sayang kepada anak-anak. Beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah memperpendek sholatnya karena mendengar anak yang menangis. Beliau bersabda, “Aku melakukan sholat dan aku ingin memperpanjang bacaannya, akan tetapi tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi sehingga aku memperpendek sholatku karena aku tahu betapa gelisah ibunya karena tangis bayi itu.” [1]
Dan pernah Nabi -shallallahuálayhi wa sallam- ketika berkhutbah melihat kedua cucu beliau Hasan dan Husain –radhiyallahu ‘anhuma- menghampiri beliau, maka beliau turun dari mimbar dan menggendong keduanya ke atas mimbar, beliau pun bersabda, “Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan jatuh, aku tidak sabar hingga turun mengambil keduanya.” [2]
Lihatlah bagaimana anak-anak dapat mempengaruhi pelaksanaan perkara sebesar sholat dan khutbah. Dan masih banyak lagi kisah tentang bagaimana Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang. Sesungguhnya telah ada pada beliau suri teladan yang baik. [3] Maka demikian pulalah Islam mengajarkan umatnya melalui Nabi Allah Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut agar menyayangi anak-anak, bahkan dari sebelum anak itu lahir sampai setelah dilahirkan.

Pemberian ASI selama Dua Tahun dalam Islam

Salah satu bentuk kasih sayang yang diajarkan Islam adalah penyusuan atau pemberian ASI (air susu ibu) kepada anak yang baru lahir hingga dua tahun.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 233: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat di atas menjelaskan tentang anjuran kepada para ibu untuk menyusui anak-anak mereka hingga dua tahun, dan dibolehkan bagi mereka untuk mencarikan ibu susu bila mereka mau. Ini menunjukkan betapa perihal pemberian ASI ini bukanlah hal yang sepele, sampai-sampai anjurannya tercantum dalam Kitab Suci umat Islam. Dan rahasia mengapa Allah menyebutkan “dua tahun” sebagai masa menyusui yang sempurna maka hanya Allah saja lah yang tahu. Namun manusia kini mengetahui tentang manfaat yang luar biasa dari pemberian ASI selama dua tahun. Hal itu diperkuat dengan anjuran dari WHO kepada para ibu di seluruh dunia, tidak hanya yang muslimah, untuk menyusui anak-anak mereka yang disebutkan selama dua tahun pula.
Dan Nabi -shallallahuálayhi wa sallam- sebagai pembawa risalah ini, tidak pernah melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang telah beliau bawakan.
Dalam sebuah hadits shahih yang panjang yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, disebutkan ada seorang perempuan yang telah berbuat zina. Lalu datanglah ia kepada Rasulullah –shallallau’alaihi wa sallam- untuk bertobat. Namun Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menolak pengakuan perempuan tersebut. Keesokannya perempuan itu datang lagi dan berkata bahwa ia telah hamil akibat perbuatan zina tersebut. Lalu Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyuruhnya pulang sampai melahirkan. Setelah melahirkan, perempuan itu datang lagi sambil membawa bayi laki-lakinya yang dibungkus dengan secarik kain. Dia mengatakan bahwa bayi itu adalah bayi yang telah dia lahirkan. Lalu Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Pulanglah kamu dulu dan susuilah dia sampai kamu menyapihnya.” Setelah tiba masa menyapih, perempuan itu datang lagi membawa bayinya dan di tangan bayi itu ada sepotong roti. Dia mengatakan bahwa ia telah menyapih anaknya dan dia sudah bisa memakan makanan. Akhirnya Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyerahkan bayi tersebut kepada salah seorang sahabat, kemudian beliau mengeluarkan perintah supaya dilaksanakan hukuman terhadap perempuan tersebut. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- kemudian memerintahkan agar jenazah perempuan tersebut diurus, dan beliau pun menyolatinya dan menguburkannya. [4]
Lihatlah betapa pedulinya Islam terhadap pemeliharaan seorang bayi yang masih dalam kandungan sampai dia dilahirkan untuk kemudian disusui sampai disapih. Sungguh hanya orang-orang bodoh yang berpendapat bahwa Islam telah berbuat kezhaliman melaksanakan hukuman tersebut kepada sang ibu. Padahal justru sebaliknya, Allah menyayangi hambaNya yang bertaubat, dan Dia tidak menginginkan hambaNya hidup lebih lama karena dia bisa saja melakukan dosa lagi. Ketahuilah bahwa perempuan itu diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan beruntunglah sang anak karena telah lahir ke dunia ini dengan selamat, mendapatkan ASI penuh hingga dua tahun, dan disusui oleh ibunya sendiri yang telah bertaubat.
Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhnya dia telah bertobat dengan sungguh-sungguh. Seandainya tobat perempuan ini dibagi-bagikan kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah, maka hal itu masih cukup. Pernahkah kamu menemukan tobat yang lebih baik dibandingkan apa yang dilakukan perempuan ini? Dengan jujur dia menyerahkan dirinya supaya dilaksanakan hukuman Allah atasnya.” [5]
Hanya Allah pemberi taufik dan hidayah.

Penyapihan: Wajib Tepat Dua Tahun?

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ketika menjelaskan surat Al Baqarah ayat 233 tentang anjuran pemberian ASI, disebutkan, “Ini adalah bimbingan dari Allah Taála bagi para ibu supaya mereka menyusui anak-anaknya dengan sempurna, yaitu dua tahun penuh. Dan setelah itu tidak ada lagi penyusuan.”
Yang dimaksud dengan “setelah itu tidak ada lagi penyusuan” adalah bahwa penyusuan yang terjadi setelah anak mencapai dua tahun itu tidak dianggap “penyusuan”. Hal ini berkaitan dengan hukum mahram yang terjadi antara anak dengan ibu susu, seperti yang dijelaskan dalam tafsir tersebut. Rasulullah –shallallahu álaihi wa sallam- bersabda, “Tidak menjadikan mahram akibat penyusuan, kecuali yang dilakukan kurang dari dua tahun.” [6] Dan dalam riwayat lain disebutkan dengan tambahan, “Dan penyusuan setelah dua tahun itu tidak mempengaruhi apa-apa.” [7]
Kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa penyusuan atau pemberian ASI yang sebenarnya adalah dalam kurun waktu dua tahun, sedangkan yang setelahnya tidak dianggap “memberi ASI”. Karena seperti yang disebutkan dalam hadits lain, “Sesungguhnya penyusuan itu karena rasa lapar.” [8] Maka pemberian ASI kepada seorang anak sebelum dua tahun dianggap karena ia merasa lapar, sedangkan yang setelahnya tidak dianggap demikian. Dan memang seperti yang dijumpai di dalam realita, bahwa anak-anak yang telah mencapai dua tahun atau lebih yang masih menyusu kepada ibunya adalah memang bukan karena mereka merasa lapar, melainkan karena mereka masih ingin selalu bersama ibunya, dalam pelukannya sambil “menyusu”.
Dan ini merupakan merupakan salah satu contoh lain dari kasih sayang yang diajarkan Islam, Alhamdulillah. Tidak diwajibkannya menghentikan penyusuan atau menyapih setelah anak mencapai usia dua tahun merupakan bukti dari betapa Islam memperhatikan anak-anak. Allah telah menakdirkan kesulitan bagi seorang anak untuk begitu saja lepas dari dekapan ibunya, begitu juga sebaliknya, betapa sulitnya ibu melepaskan anaknya dari dekapannya.
Memahami surat Al Baqarah ayat 233 di atas sebagai dalil wajibnya menyapih terhadap anak yang telah mencapai usia dua tahun adalah tidak tepat. Karena ayat di atas tidak berbicara tentang hal itu, melainkan tentang anjuran agar para ibu menyusui anaknya hingga penyusuan itu sempurna yaitu hingga dua tahun. Seandainya yang dimaksud adalah demikian, maka tentu akan kita dapatkan penjelasan ulama tentang hal ini, namun tidak ada satupun penjelasan ulama mengenai hal tersebut. Yang ada justru apabila penyapihan dilakukan sebelum dua tahun, yaitu bila memang ada suatu sebab yang tidak memungkinkan untuk terus melakukan penyusuan hingga sempurna selama dua tahun maka hal itu dibolehkan, yang berarti perkara penyusuan hingga dua tahun ini adalah suatu hal yang amat dianjurkan, bahkan dalam literatur Arab, anjuran tersebut bermakna lebih kepada perintah.
Ada satu kisah yang insya Allah dapat menjelaskan hal ini, yaitu kisah Ummu Sulaim yang dikenal sebagai shahabiyyah yang hidup di zaman Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, teladan wanita shalihah, ibu dari Anas bin Malik –radhiyallahu ’anhu- yang merupakan salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Nabi –shallallahu ‘alaihi w sallam-
Ketika Islam bersinar di muka bumi, cahayanya sampai di hadapan Ummu Sulaim, maka yang pertama kali dia dakwahi adalah keluarganya, yaitu suaminya. Namun suaminya menolak, hingga ia mati dalam keadaan kafir. Ketika Ummu Sulaim mengetahui suaminya terbunuh, ia tetap tabah dan mengatakan, ”Aku tidak akan menyapih Anas hingga dia sendiri yang memutuskannya, dan aku tidak akan menikah sehingga Anas menyuruhku.” [9]
Dari kisah di atas dapat kita ketahui bahwa kemungkinan ketika itu Anas bin Malik masih kecil dan masih menyusu. Seandainya penyapihan wajib dilakukan ketika anak berusia dua tahun, maka tentu Ummu Sulaim tidak akan mengatakan bahwa ia tidak akan menyapih Anas sampai anaknya itu sendiri yang memutuskan. Karena bila demikian halnya maka Ummu Sulaim telah menyelisih syariat Islam, yang tentunya hal itu akan mendapat teguran dari Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang masih hidup di zaman itu. Namun tidak ada keterangan dari para ulama mengenai hal ini, sedangkan kisah ini mahsyur di kalangan mereka. Wallahua’lam.

Cara Menyapih yang Diajarkan Islam

Tidak disebutkannya kewajiban menyapih di usia tepat dua tahun, bukan berarti anak seterusnya tidak disapih. Tentu saja, bagi siapa saja yang ingin menyapih anaknya tepat di usia dua tahun, maka itu adalah yang terbaik karena telah disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 233 bahwa penyusuan hingga dua tahun adalah penyusuan yang telah sempurna. Namun bagimana cara menyapihnya adalah dikembalikan kepada orang tua masing-masing.
Namun salah satu faidah yang dapat kita ambil dari ayat tersebut tentang penyapihan sebelum dua tahun, adalah bahwa hal itu haruslah dilakukan dengan kerelaan dan musyawarah antara ayah dan ibu. Karena tidak jarang penyapihan ingin dilakukan oleh sang ibu saja, karena sudah lelah, kerepotan atau karena alasan lain, ataupun ayah saja yang menginginkannya karena tidak ingin ikut-ikutan repot, atau agar istrinya bisa merawat diri, dan lain-lain. Maka tidak menutup kemungkinan penyapihan setelah anak mencapai dua tahun pun seharusnya dengan kerelaan dan musyawarah antara ayah dan ibu. Ditambah lagi anak yang yang telah berusia dua tahun pun sudah bisa diajak bermusyawarah, maka tentu adalah hal yang sangat terpuji bila penyapihan dapat dilakukan dengan kerelaan sang anak pula. Apalagi Islam telah mengajarkan melalui Nabi Allah Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- agar menyayangi anak-anak. Maka apakah menolak menyusui anak dan membiarkannya menangis adalah kasih sayang yang diajarkan Islam, sementara Nabi –shallallahu’alayhi wasallam- pernah memperpendek sholatnya karena mendengar seorang anak yang menangis?
Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 14: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa semua yang telah dilakukan oleh orang tua mulai dari ibu yang mengandung, melahirkan, pemberian ASI yang sempurna hingga penyapihan adalah jasa yang karenanya wajib bagi setiap manusia berbakti dan bersyukur kepada kedua orangtuanya setelah ia berbakti dan bersyukur kepada Allah. Maka jadikanlah jasa ini sebagai kenangan indah yang akan dikenang baik oleh anak-anak hingga mereka besar nanti.
Menyapihlah dengan kasih sayang, sebagaimana Islam telah mengajarkan kasih sayang.
Wallahua’lam.

Footnote:
  1. HR Bukhari dan Muslim.
  2. HR. Abu Dawud.
  3. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al Ahzab:21)
  4. Dari Buraidah, “Suatu ketika ada seorang wanita Ghamidiyah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, diriku telah berzina, oleh karena itu sucikanlah diriku.” Tetapi untuk pertama kalinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menghiraukan bahkan menolak pengakuan wanita tersebut. Keesokan harinya wanita tersebut datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa anda menolak pengakuanku? Sepertinya engkau menolak pengakuanku sebagaimana engkau telah menolak pengakuan Ma’iz. Demi Allah, sekarang ini aku sedang mengandung bayi dari hasil hubungan gelap itu.” Mendengar pengakuan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sekiranya kamu ingin tetap bertaubat, maka pulanglah sampai kamu melahirkan.” Setelah melahirkan, wanita itu datang lagi kepada beliau sambil menggendong bayinya yang dibungkus dengan kain, dia berkata, “Inilah bayi yang telah aku lahirkan.” Beliau lalu bersabda: “Kembali dan susuilah bayimu sampai kamu menyapihnya.” Setelah mamasuki masa sapihannya, wanita itu datang lagi dengan membawa bayinya, sementara di tangan bayi tersebut ada sekerat roti, lalu wanita itu berkata, “Wahai Nabi Allah, bayi kecil ini telah aku sapih, dan dia sudah dapat menikmati makanannya sendiri.” Kemudian beliau memberikan bayi tersebut kepada seseorang di antara kaum muslimin, dan memerintahkan untuk melaksanakan hukuman rajam. Akhirnya wanita itu ditanam dalam tanah hingga sebatas dada. Setelah itu beliau memerintahkan orang-orang supaya melemparinya dengan batu. Sementara itu, Khalid bin Walid ikut serta melempari kepala wanita tersebut dengan batu, tiba-tiba percikan darahnya mengenai wajah Khalid, seketika itu dia mencaci maki wanita tersebut. Ketika mendengar makian Khalid, Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tenangkanlah dirimu wahai Khalid, demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertaubat, sekiranya taubat (seperti) itu dilakukan oleh seorang pemilik al-maks niscaya dosanya akan diampuni.” Setelah itu beliau memerintahkan untuk menyalati jenazahnya dan menguburkannya.” (HR. Muslim no. 1695)
  5. HR Muslim (1696) kitab al Huduud, at Tirmidzi (1453) kitab al Huduud, Ibnu Majah (2555) Kitab al Huduud, Abu Dawud (4440), kitab al Huduud, Ahmad (19360). Lihat Shohih at Tirmidzi, oleh Al Albani.
  6. HR Ad-Daruquthni, dari Ibnu Abbas –radhiyallahu’anhu-. Kemudian Ad Daruquthni mengatakan: “Hadits tersebut tidak disandarkan pada Ibnu Uyainah kecuali oleh al Haitsam bin Jamil, dan ia adalah seorang yang dapat dipercaya dan eorang hafizh. Berkenaan dengan hal ini Ibnu Katsir mengatakan: “Hadits ini terdapat dalam kitab al Muwattha’, Imam Malik meriwayatkan dari Tsaur bin Yazid, dari Ibnu Abbas, secara marfu’. Juga diriwayatkan oleh Ad Darawardi dari Tsaur, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dan ia menambahkan: “Dan penyusuan setelah dua tahun itu tidak mempengaruhi apa-apa.”
  7. baca footnote sebelumnya.
  8. HR. Bukhari (5102), Muslim (1455), an Nasa-i (3312) kitab an Nikaah, Ahmad (24111). Dishohihkan oleh Al Albani, lihat Irwaa-ul Gholiil (2151).
  9. Nisa` Haular Rasul karya Mahmud Mahdi Al-Istambuli dan Musthafa Abu An-Nashr Asy-Syalabi.
sumber:Ummu Sumayyah Mutiara

Jumat, 04 Februari 2011

Kumpulan Taujih dari Sang Murobbi

menunduk serendah-rendahnya

untuk

melompat setinggi-tingginya



Setiap hari yang baru tiba,fajar selalu berteriak:
Wahai anak adam,Aku adalah makhluk baru,yang menjadi saksi atas amal-amalmu.
Oleh karena itu,manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya karena sesungguhnya Aku tak akan pernah kembali lagi hingga hari kiamat tiba...

Ketika kerja kita tidak dihargai,maka saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN.
Ketika usaha kita dinilai tidak penting,maka saat itu kita sedang belajar tentang KEIKHLASAN.
Ketika hati kita terluka sangat dalam,maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kita harus lelah dan kecewa,maka saat itu kita sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.
Ketika kita merasa sepi dan sendiri,maka saat itu kita sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya bukan tanggungan kita,maka saat itu kita sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Subhanallah,sungguh banyak kejadian buruk yang slama ini slalu kita keluhkan dalam hidup ini,
Namun,jika kita mau renungkan lagi,
Sebenarnya ALLAH teramat sayang kpd kita,sehingga memberikan "mentoring" GRATIS lewat berbagai bentuk ujian yang diterunkan kpd hamba-Nya.
Semua itu tiada lain supaya kita menjadi manusia yg MULIA

Perhatikanlah AKAR...
yang gigih menembus tanah yang keras,mencari air,& menopang sebatang pohon di atasnya...
Ketika pohon tumbuh,berdaun rimbun,berbunga indah,menampilkan eloknya pada dunia & mendapatkan pujian...
AKAR tetap tidak iri,,,ia tetap bersembunyi dalam tanah.
Itulah makna dari sebuah ketulusan dan keikhlasan.
Manusia yang memiliki perpaduan tekun,sabar,tegartulus & ikhlas,bak AKAR.
Merekalah pejuangnya para pejuang yang tak surut langkahnya oleh beratnya masalah dan cobaan.
Merekalah ksatrianya para ksatria...yang tak pudar semangatnya hanya karena kurangnya perhatian & penghargaan manusia.
Bagi mereka,,,ALLAH sudah lebih daripada cukup!!!

Jika kegembiraan itu adalah hujan. . .
Dan kesedihan itu matahari. . . Maka aku perlu keduanya untuk melihat indahnya P E L A N G I

Beruntunglahorang-orang yang memperbarui terus semangatnya dalam tiap pergantian waktu,,,
Menjaga niat dalam kebaikan,,,
Dan menemukan ALLAH dalam setiap gerak langkahnya.
SUNGGUH...!!!
Hanya cinta-Nya yang membuat kita tetap tegar di kala yang lain terkapar,,,
tetap teguh di kala yang lain rapuh,,,
tetap istiqomah di kala yang lain lemah,,,
tetap bersyukur di kala yang lain kufur.

Muslim itu anugerah terindah...
ia lembut tapi tidak lemah,
berwibawa tapi tetap bersahaja,dan ia mengerti bagaimana menjaga akhlaq dan kemuliaannya.
itulah yang membuatnya istimewa menurut panangan manusia,alam semesta,terlebih ALLAH SWT.

Hidup adalah untaian tawa dan air mata,
yakinlah tidak ada kesusahan yang abadi kecuali di neraka,
tidak ada kesenangan yang abadi kecuali di syurga,
di muka bumi ini keduanya silih berganti menghadang perjalanan hidup kita.
Bersyukurlah saat dihadapkan pada kesenangan,
dan bersabarlah saat di hadapkan pada kesusahan.
Jangan melihat kesulitan pada suatu kesempatan,
tapi...lihatlah ada kesempatan dibalik kesulitan!

Jadilah cahaya walau tak tersentuh tapi selalu menerangi,
Jadilah angin walau tak berwujud namun memberi kesejukan,
Jadilah sahabat untuk semua orang,
Walau jauh...namun selalu di kenang. . .

Kehidupan ini tidak merencanakan penderitaan bagi kamu dan siapapun,maka tegaskanlah dirimu untuk menjadi pribadi yang berbahagia. . .SEMANGAT!

Wanita cantik itu . . .
-tetap tertawa walau sebenarnya dia ingin menangis
-tetap tersenyum walau dia selalu kecewa
-tetap kuat walau sebenarnya dia udah tidak sanggup lagi
-tetap semangat walau tertekan oleh masalah yang rumit
dan yang terpenting...tetap sabar dan memandang segalanya baik-baik saja walau dia kini terluka.

Tak ada nikamat yang lebih baik dari TEMAN yang SHALIH yang diberikan pada seorang hamba setelah islam.
Jika di lupa,temannya mengingatkannya.
Jika dia ingat,ia membantunya.
Siapa diantara kalian mendapat cinta dari temannya,hendaklah ia memegangnya.
Karena sesungguhnya hal itu sangat jarang ditemukan(Umar bn Khattab ra)

MIMPI, sebuah kata yang menakutkan bagi orang yang takut melihat dirinya dan masa depan. Juga bagi orang yang terlalu kcil memandang kebesaran Tuhan. lain halnya dengan orang - orang yang matanya selalu terbuka lebar memandang dirinya dan masa depan. Mereka melihat MIMPI sebagai kebutuhan mereka akan gairah untk hidup. Mreka berusaha membesarkan diri mereka untuk mimpinya, bkn sibuk membesarkan mimpinya.


Spirit for today

permata tidak dapat digosok tanpa gesekan dan manusia tidak dapat menjadi sempurna tanpa cobaan


sobatku tahukah antum bhwa allah menyembunyikan 3 hal dlm 3 hal yaitu

1.allah menyembunyikan ridhoNya dalam keta'atan hamba

2.allah menyembunyikan murkanya dlm kemaksiatan hamba

3.allah menyembunyikan kekasih-Nya dalamwujud hamba

hikmah:

1.jgn meremehkan keta'atan meski itu hal yg kecil,karna bisa jadihal itulah yg mendatangkan ridho allah kepada kita

2.jgn meremehkan kemaksiatan meski itu hal yg mengantarkan kia kpd kemurkaan,siksabencana,&neraka allah

3.saat ketemu dg seseorang yg secara fisik hina,cacat,dan buruk rupa dsb.jgnlah berprasangka buruk,hasut,bahkan memfitnahnya,karna bisa jadi dialah kekasih/wali allah.



Hati gersang karena iman tlah usang

1.ktika penyakit lemah iman mulai menjalar,perlahan-lahan kepekaan seseorang trhadap dosa kian menjadi tumpul.

Penyakit ini juga menyebabkan penderitanya kehilangan imunitas,kekebalan ataupun proteksi hati dari segala dosa.

Berita tentangs siksa akhirat dan ancaman bagi pelaku dosa disikapi tak lebih sekedar informasi dan maklumat belaka.

Bukan lagi sbagai peringatan hingga ia mundur dan menjauh dari daerah larangan allah yang berupa dosa dan maksiat.

Faktor kbiasaan dan pengulangan yg menjadi penyebab lunturnya keimanan,kendornya tali keyakinan.hingga akhrnya dosa dianggap sbg prbuatan yg layak mndapat premnakluman.mulailah setan menggoyahkan pendiriannya.alasan “keumuman”,suara mayoritas,adat yg meluas dipaksakan sbgai representasi suatu kbenaran.apa iya ini prbuatan dosa?mngapa justru banyak yng mlakukannya?masak iya mayoritas manusia akan disiksa?bgitulah setan mengikis bata demi bata dari benteng imannya hingga bisa jadi runtuh secara keseluruhannya.



Bersyukurlah dalam setiap keadaan, karena nikmat ALLAH tak kan pernah putus...

  1. SAKIT?

-Mungkin allah ingin mengugurkan dosa-dosa kita

  1. SEHAT?

-Mungkin ALLAH ingin kita banyak beribadah

  1. MISKIN?

-Munkin ALLAH ingin melihat usaha kita

  1. KAYA?

-Mungkin ALLAH ingin kita dermawan, membantu yang fakir&miskin

  1. SUSAH?

-Mungkin ALLAH ingin kita menjadi hamba yang bersabar

  1. SENANG?

-Mungkin ALLAH ingin kita menjadi hamba yang bersyukur

Jadikanlah setiap amal perbuatan kita bernilai ibadah yaitu amal yang dijalankan dengan ikhlas dan benar (showab) sesuai dengan hukum syara'.



Berani berfikir,berani melangkah...itulah hidup!!!

karena dg berfikir tanpa adanya usaha kita tidak akan bisa berubah,& usaha tanpa do'a hati kita akan terasa hampa.

Hidup memang susah, tapi dengan ilmu akan menjadi mudah.



Rasulullah bersabda:

“ Barang siapa yang bangun di pagi harii dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak ALLAH dalam dirinya (tidak dzikir) maka ALLAH akan menanamkan 4 penyakit yaitu:

  1. Kebingungan yang tiada putus-putusnya

  2. Kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya

  3. Kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi

  4. Khayalan yang tidak pernah berujung-ujung

(HR. Imam Thabrani)



Jangan nangis, tapi direnungkan. . .

:::Keberhasilan adalah harapa ortu kita, setiap langkah dan tetesan air matanya terucap alunan do'a ang merdu dan indah,,,ia rela membuat dirinya miskin demi anaknya,,,ia merasa kenyang saat kita minta kebutuhan pokok meskipun perutnya melilit kesakitan karena lapar,,,uang ratusan ribu tak berarti di matanya demi perlengkapan hidup kita,,,tubuh yang kita rawat setiap saat untuk menjaga kelembutan,,,sementara ortu kita di tengah teriknya matahari membuat kulitnya keriput,,,keringat bercucuran demi mencari sesuap nasi,,,TAPI,adakah kita meneteskan air mata untuknya dan mendoakannya?.Sayangi ortu kita selagi dia masih ada.